Tanpa pikiran, gila, tidak waras
| mə-ˈshu̇-gə | me·shuga |
Etimologi :
Ibrani m’shugá, (“crazy”,”gila”)
Esai :
Panasnya kota tua ini, membuat aku berhenti sejenak. Sengaja aku mengambil tempat duduk besi yang tepat di bawah sebuah pohon angsana. Es kopi susu yang aku beli dari penjual kopi keliling, berkeringat dingin, menunggu untuk dinikmati.
Perhatianku tertuju ke seseorang yang berdiri mematung di samping replika Buick 8 yang dulu di tumpangi Jendral Aubertin Walter Sothern Mallaby.
Segarnya es kopi, aku sedot perlahan, melewati tenggorokanku, mengembalikan sedikit tenaga yang tadi sudah hampir hilang.
Laki-laki berambut gimbal dengan baju yang sudah kumal, posturnya menunjukan sisa-sisa otot yang terlatih, sama sekali tidak beranjak. Pandangannya tertuju ke dalam mobil, melewati jendela belakang. Ia tidak memperdulikan lalu lalang orang di sekitarnya.
Sedotan kedua es kopiku, aku melihat beberapa kali orang itu tertawa terbahak-bahak, tapi aku juga melihatnya seperti menangis, mengusap matanya. Entah apa yang sedang di pikirkannya.
Sedotan terakhir es kopi, membuat aku harus mengakhiri istirahatku. Rasa penasaran membawaku menghampiri laki-laki itu. Matanya tajam menatapku tanpa berkata-kata. Lalu kemudian ia kembali tertawa terbahak-bahak kali ini sampai terbungkuk-bungkuk.
Aku mengambil selembar ratusan ribu, satu-satunya yang tersisa di saku celanaku. Tangannya aku renggut, lalu aku selipkan uang itu di genggamnnya. Laki-laki itu kembali menangis, entah apa yang membuatnya sedih.
Kemudian aku berlalu, menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah jalan kecil di tengah-tengah gedung-gedung kota tua.