Anthesis

(n.) Saat bunga mekar, membuka kuncupnya hingga mekar

| an·​the·​sis | \ an-ˈthē-səs

Pertama kali dipakai atau dikenal sekitar tahun 1823

Etimologi :

Yunani ánthēsis (“flowering”,”berkembang”) dari anthein (“berkembang”)


Esai :

Waktu masih gelap, aku duduk di taman kota yang masih asing buatku. Ranselku, barang paling berhargaku, aku pakai untuk bantal. Sekedar mengurangi sakit, kursi panjang ini keras sekali.

Duduk diam dan melihat taman, hanya itu yang bisa aku lakukan. Kegiatan favoritku memang diam dan merenung.

Langit sudah mulai merah, tanda semua aktifitas manusia akan segera dimulai. Masih akan ada 12 jam lagi. Semesta memberikan waktu terangnya 12 jam, tapi manusia selalu merasa kurang.

Lamunanku tertuju ke sekelompok bunga, bunga matahari, bunga yang selalu menunggu datangnya pagi dengan setia. Batangnya tegak, tanpa sedikitpun keraguan, bahwa matahari pasti akan terbit besok.

Satu batang yang berbeda dengan yang lain, ujungnya masih tertutup kelopak hijau, melindungi mahkotanya dari udara yang dingin. Kelopak itu perlahan-lahan terbuka, seperti menyambut matahari.

Aku melamun, melewati waktuku, bersama bunga matahari yang sedang mekar. Terus terang aku malu, kenapa tidak yakin seperti bunga matahari, untuk menanti hari.