Wraith

(n.) Bayangan spiritual mirip seseorang yang biasanya terlihat sesaat sebelum atau sesudah kematiannya

| ˈrāth |

Etimologi :

Secara pasti, tidak diketahui asal katanya, tapi pertama kali di gunakan sekitar abad 16 dari dialek Skotlandia. Beberapa menganggap beralasal dari bahasa Norse kuno vorðr (“guardian angel”,”malaikat pelindung”)


Esai :

Bergegas aku hendak pulang menuju rumah, siang itu. Tanpa memesan, aku berniat untuk membeli tiket bis langsung di tempat. Yang merupakan hal mustahil mendekati waktu lebaran seperti ini. Tapi biarlah, aku memang harus pulang.

Sampai di terminal, aku mulai mendatangi loket tiket bis jurusan Jawa Tengah satu persatu, dan tidak ada satupun mereka yang masih punya kursi kosong.

Bahkan calo-calo yang biasanya selalu berkeliaran mencari pembelipun tidak terlihat sama sekali.

Harapanku adalah menitip nama ke beberapa agen tiket, siapa tahu ada penumpang lain yang batal berangkat.

Yang bisa aku lakukan hanya menunggu. Aku duduk di kursi tunggu panjang, tanpa tahu harus berbuat apa lagi.

Mataku melihat bis-bis yang mulai terparkir. Pikirku, mungkin selain agen tiket, aku bisa titip nama ke kondektur-kondektur bis.

Aku mulai mendatangi mereka satu persatu. Tapi aku masih harus menunggu sampai saat terakhir mereka akan berangkat.

Kali ini aku menunggu sambil berdiri. Pandanganku tertuju ke seseorang yang sepertinya aku kenal. Sahabatku sejak kecil. Dialah alasanku kenapa aku harus pulang sekarang.

Aku mendapatkan kabar pagi ini dari ibuku, sahabatku dirawat di rumah sakit.

Sesaat aku ragu untuk mendekat, tapi aku sangat kenal kaos itu. Kaos band metal terkenal, favorit kami.

Sebelum aku putuskan mendekati, pandangannya justru tertuju ke arahku, senyumnya yang khas, tidak salah lagi. Tapi ia melambaikan tangan, lalu masuk kedalam bis didepannya.

Aku hendak mengejar, tapi nada dering telponku menghentikan aku. Ibuku menelpon. Saat itu aku tersadar, sahabatku sudah pergi selamanya.