(n.) Kesadaran bahwa kita hanya menjadi bagian kecil di alam semesta
| o – ni-zəm |
Etimologi :
Gabungan kata Monism + Onanism oleh John Koenig, www.dictionaryofobscuresorrows.com
Emosi yang muncul karena kesadaran bahwa kita hanya bisa melihat atau merasakan sebagian kecil dari alam semesta. Kesadaran yang muncul, karena kita hanya bisa berada di satu tempat pada satu waktu, terjebak pada satu realita.
Esai :
Jam 2 pagi, langit masih gelap. Tapi di langit masih terlihat bintang-bintang dan sedikit warna dari gugusan bima sakti. Rupanya malam ini, langit begitu bersih, tidak ada awan sama sekali.
Aku berjalan menyusuri jalan terjal setapak, sedikit lagi akan sampai di puncak. Setelah area yang di sebut bayangan tadi, tidak ada lagi pohon-pohon tinggi. Yang ada hanya semak rumput dan batu-batu.
Beberapa kali, aku harus berjalan dengan tangan dan kaki, sekaligus waspada, batu-batu yang mungkin bisa jatuh dari atas.
Tepat jam 3 pagi, aku menginjakan kaki di akhir pendakian, Puncak Pawitra. Gunung ini menurut kisah kuno, berasal dari potongan Mahameru, yang menyentuh langit, di bawa ke tanah Jawa, dan sepanjang perjalanan bagian-bagiannya jatuh, menjadi gunung-gunung di Jawa. Yang tersisa hanya puncaknya, dan menjadi puncak tempat aku berada sekarang.
Aku bisa melihat sisi utara gunung ini, dataran rendah yang penuh dengan relif-relif cahaya kecil yang bisu tapi berisi kehidupan manusia, dengan berbagai cerita. Gedung-gedung, rumah-rumah, terlihat seperti mainan saja dari sini.
Di puncak ini hanya ada aku sendiri. Pendaki lain mungkin baru akan sampai 1 jam lagi. Ini kesempatanku untuk duduk diam, mendengarkan langit yang sepi.
Perasaan aneh mulai muncul, perasaan yang selalu datang ketika aku berada di puncak gunung. Rasa lega karena kesombongan sudah sampai di puncak ini, sekaligus rasa gelisah karena aku merasa sangat kecil di puncak ini.