(n.)Waktu untuk istirahat sejenak, minum kopi, untuk bersosialisasi teman atau keluarga
| fee-ka | | fee-kuh|
Etimologi :
Swedia
Istirahat sejenak untuk menikmati kopi, teh dan kue bersama teman atau keluarga, hampir seperti ritual bagi orang Swedia
Secara umum adalah waktu istirahat minum kopi, walaupun bisa diganti oleh teh atau lemon.
Esai :
Aku barista di sebuah kedai kopi kecil, milikku sendiri, di pinggir jalan propinsi yang sangat ramai, penghubung ke kota. Di balik kaca itu, hiruk pikuk kendaraan di jalan itu hanya terlihat sebagai screen saver saja buatku. Suara-suara bising tidak terdengar sampai ke dalam ruangan, hanya sesekali saja ketika pintu dibuka.
Yang selalu terdengar di sini hanya suara musik lo-fi khas warung kopi, yang terdengar lembut, dari speaker bluetooth, tergantung di ujung.
Suara grinder, ketika menggiling kopi, dan desis uap mesin espresso yang diikuti oleh suara tetesan aliran kopi di gelas, terdengar sekali-sekali ketika aku menyiapkan minuman untuk pelanggan. Kalau terdengar suara seperti palu, itu suara porta filter beradu dengan knock box, berarti aku sedang membuang ampas kopi.
Aroma harum biji kopi yang terkena uap panas, dan aroma wangi kayu manis terpanggang dari roti buatanku, menambah tenang suasana di dalam ruangan ini.
Suara denting lonceng yang aku gantungkan di pintu, terdengar ketika pelangganku masuk. Aku selalu menyambut mereka dengan ramah. Apapun keadaanku, aku selalu menyambut mereka dengan senyum, dan hangat.
Hari ini, adalah Jumat, aku menunggu seseorang datang. Seseorang yang selalu datang di setiap hari Jumat, jam 11.30 tepat. Ia selalu datang dan memesan kopi dan roti yang sama, setidaknya selama 1 tahun terakhir.
Kebiasaan uniknya, ia selalu datang sendiri, duduk menikmati kopinya, sambil mengajak aku atau pelanggan lain mengobrol. Bila sedang tidak melayani pelanggan, aku dengan senang hati melayaninya.
Apapun akan menjadi bahan pembicaraannya, dan aku merasa obrolannya sangat menyenangkan. Bahkan aku belajar banyak dari pelangganku ini. Ia selalu berbagi cerita, berbagi pengalaman, membuat senyum dan tertawa, itu semua mengajariku bagaimana seharusnya aku melayani pelanggan-pelangganku.
Darinya aku belajar, bahwa hidup adalah masalah keseimbangan. Minum kopi bukan sekedar istirahat, tapi kesempatan untuk memperlambat hidup, bersosialisasi, dan menghargai dan menikmati hal-hal kecil yang terjadi di sekitar, dengan orang-orang di sekitar kita. Tidak perduli apakah kita mengenalnya atau orang yang baru. Sekedar pembicaraan kecil, sudah sangat cukup untuk membuat orang lain tertawa bahagia.
“Ting”, suara lonceng tanda pintu dibuka, menyadarkan aku untuk mengalihkan kepalaku ke arah pintu.