Agathokakological

(adj.) Gabungan dua sisi, baik dan buruk

| a-gə-(ˌ)thō-ˌka-kə-¦lä-ji-kəl | ag·​a·​tho·​kak·​o·​log·​i·​cal |

Etimologi :

Yunani kuno agathós, (“good”,”baik”), kakós, (“bad”,”buruk”) + logical, logos (“kata”)

Dibuat oleh Robert Southey, penulis puisi dari Bristol di abad ke 18.
Manusia merupakan salah satu penggambaran agathokakological, sebaik-baiknya seseorang, selalu ada sisi buruknya, dan seburuk-buruknya seseorang, selalu ada sisi baik


Esai :

Semua orang terutama pedagang di daerah itu, mengenalnya. Roni, ia adalah penguasa semua pasar di daerah itu. Bukan penguasa dalam arti resmi, tapi ia lebih merupakan penguasa dunia gelap yang keras.

Di golongan preman-preman, namanya sudah sangat terkenal. Tidak ada satupun dari mereka yang berani mengusik atau masuk daerah kekuasaan Roni. Kabarnya tidak ada satupun dari preman-preman itu yang berhasil menang melawan Roni.

Roni dikenal preman lain, adalah lawan yang sangat kejam, tanpa ampun. Kekejaman Roni, bahkan dinilai tidak masuk akal.

Ia sanggup melumpuhkan lima orang lawannya, dengan tangan kosong, bahkan ketika lawannya menggunakan senjata.

Tapi bukan itu saja, Roni juga mampu memanfaatkan apa saja di sekitarnya sebagai senjata untuk melumpuhkan lawannya. Salah satu yang membuat lawan-lawannya ngeri adalah kejadian 2 tahun yang lalu.

Roni melumpuhkan salah satu pentolan preman, hanya dengan selembar kertas. Kertas pembungkus belanja yang biasanya di pakai oleh pedagang. Preman itu pulang dengan kertas yang masih menancap di lehernya.

Tapi yang paling membuat lawan-lawannya berpikir dua kali, sebenarnya bukan itu semua. Roni selalu mengajak berbicara mereka dengan baik. Berusaha menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Pertarungan adalah pilihan terakhir ketika lawannya nekat untuk melawan.

Semua itu berawal dari rasa prihatin Roni, melihat para pedagang yang tertindas oleh preman-preman. Mereka memungut bayaran, berdalih untuk keamanan, tapi hanya menjadikan para pedagang sapi perahan.

Sehari-hari, Roni hanya membantu ibunya berdagang di pasar itu juga. Ia tidak memungut bayaran sepeserpun untuk melindungi pedagang pedagang pasar itu. Karena yang ia tahu, ia wajib melindungi Ibunya, dan orang-orang lain yang senasib dengan Ibunya.